Antara Bowling, Perang, dan Basket

Ini note tak tulis, sekalian mau mengakui sesuatu kepada seseorang. Ya, kalo yang dimention mbaca sih.

Pada suatu hari Jum'at, yang tak anugerahi sebagai hari terpanik, telah menggoreskan tinta pertama, meletakkan batu fondasi, dalam kejadian-kejadian yang akan terjadi beberapa hari kemudian.

Kenapa hari terpanik? Karena pas hari Jum'at itu, yang seperti biasa ada PMKT, mulai dari jam ke nol udah sibuk banget dengan jadwal pelajaran yang saling bergandengan tangan kayak deretan kereta pramex yang mau ke Solo.

Hari ini setelah PMKT pelajaran IgK. Niatnya, pas pelajaran ini tu mau finishing presentasi Pkn. Berhubung kelompokku itu kelompok satu, jadi kita alamat maju pertama hari ini. Tapi, pas liat ibunya, aku jadi enggak enak hati mau menduakan ibunya dengan Laptop nya Arif. Ya, walopun aku emang anaknya bandel, tapi aku masih bisa jadi anak baik juga kok. Akhirnya, laptop nya tak tutup. Finishing nya ntar aja pas bel.

Bel.
Aku langsung bukak laptop. Dengan bantuan desta, akhirnya kita bisa nyelesaiin presentasi itu tepat waktu. Kita langsung maju ke depan kelas buat presentasi.

Eh, pas pembukaan, tiba-tiba Desta dipanggil sama pak ckb dari luar. Ternyata ntar jam terakhir pak ckb kosong. Jadi, beliau menyempatkan untuk bertamu di kelas kami guna menyampaikan tugas untuk mengisi jam kosong tersebut dengan hal-hal yang bermanfaat.

Desta kan selak presentasi, dia terus mencari pihak ketiga untuk melakukan mediasi sehingga pendistribusian tugas tetap dapat berlangsung. Entah kenapa, sifat anak cewek yang suka ribut dulu dan talk more do less, Desta kesusahan nyari pihak ketiga yang ingin ia jadikan sebagai tangan kanannya.

Setelah cap cip cup kembang kuncup (enggak ding, Desta mah orangnya tegas dan rasional), septi lolos audisi untuk menjadi sang pihak ketiga atau mediator. Desta pun dapat kembali fokus pada presentasinya. (Des, tanpa kamu, kelompok kita mau jadi apa. Tanpa Yunis, Erika, Seto, Luthfi, presentasi kita enggak bakal jadi. Tanpa ada elo rif, kita bisa ngerjain dengan tenang. hehe, damai, bercanda.)

Aku kasian sama Desta. Dia presentasi sampe ngos-ngosan.
Winda: Des, napas dulu des. (Tarik napas, keluarkan, tarik napas, keluarkan. Sebentar lagi keluar bu. Itu kepalanya sudah kelihatan.---> latian jadi dokter.)
(Tarik napas, keluarkan. Tarik napas, keluarkan. Satu, dua, tiga, empat. Lima, enam, tujuh, delapan. Gantian kaki kiri Ibu-Ibu.)

Yes. Presentasi selesai.
Habis itu, pelajaran IgY, dan ternyata minggu depan ulangan. Habis IgY, jam nya pak ckb.
WADOW, tugasnya susah. Tentang optik fisis dan aku belum tau babarblas.
Yowis, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Perlahan lahan tak kerjain itu tugas. Dengan berbekal tanya sana tanya sini, lirik sana lirik sini (lirikan matamu, menarik hati.), akhirnya bisa selesai juga walau sudah di detik-detik terakhir.

Tapi, pas kita-kita lagi pada ngerjain, ada juga yang malah usil melancarkan aksi-aksi nya.
Anak-anak TKCFC (TKC Fans Club--> suka makan di angkringan), enggak tau nemu di mana, datang dengan seabrek botol-botol air mineral tak berpemilik. Botol-botolnya ada yang masih isi setengah, seperempat, tiga perempat, dua pertiga, lima perenambelas, sebelas pertiga puluh tujuh, dll. Terus, kalo mereka nemu diantara kita ada yang bawa air minum pake botol yang sama, mereka langsung ke meja kita dan naruh semua botol-botol yang mereka bawa.

Mereka: Hayoooo, minum mu yang mana, hayo minum mu yang mana..
-________-
Untung, tempat minumku khas ya. Meski sering diece anak TK, but im proud of my lovely bottle.

Ada satu lagi. Si siapa gitu pinjem tipe x. Terus kan Epul mau pake, epul nyuruh yang minjem ngelempar tipe x nya. Eee, sama yang pinjem, tipe x nya malah dilempar ke pojokan kelas, sampe masuk ke kolong di bawah lemari. AMPUN DEH. Aku sama Epul nyari tipe x nya. Akhirnya tipe x nya ketemu di pojokan. Dengan mengerahkan segala kekuatan yang ada, aku nggeser lemarinya buat ngambil tipe x (dramatisasi heroik. Lemarinya ki enteng).

Sejak saat itu, kelas penuh dengan botol air mineral.
---

Hari Seninnya, di kelas masih aja banyak botol-botol air mineral tersebar di seluruh penjuru kelas. Jadi, pas bel pulang, sambil nunggu Bedah SKL dimulai, botol2nya tak kumpulin terus ditaruh di depan. Jadi, biar besok bisa dibuang.

Aku: Eh, ini nek cah-cah TKCFC liat, malah dinggo bowling.
Ufi: Ho o piil...

Eh, kok yo bener. Anak TKCFC ternyata pada belum pulang. Mereka tiba-tiba nongol gitu aja dari luar. Mereka pada ambil tas, mau pulang.

DUAR. Aku lagi duduk dibelakang. Masukin buku-buku ke dalem tas. Aku enggak tau apa yang terjadi di depan sana hingga mengakibatkan keributan yang amat sangat.

Bener kan, sama anak2 malah dipake bowling. Wah, enggak gak bisa dibiarin ini. Dengan sigap, setelah mereka semua keluar, aku langsung menghampiri botol2 tadi. Semuanya tak ambil, tak bawa ke belakang. Semua botol2nya tak masukin ke laci meja yang biasanya ditempati sama aziz (soalnya dia yang jadi tersangka). Pembalasan.
----

Keesokan harinya, bener aja. Aziz duduk di tempat biasanya.
Ditunggu tunggu, eeeh, dia nya enggak nyadar kalo di dalem lacinya tu dah penuh sesak sama botol2 yang kemarin tak masukin.
Nyadarnya lamaaaaaaaaa banget. Dah hampir istirahat pertama gitu. Dan yang marakke nggonduk super ndembik pangkat tiga, dia FLAT abis. Dia cuma ngambili botol2nya terus dibuangi di lantai. Botol2nya didlesep-dlesepke di bawah lemari.

Wah, gatot. Apa-apaan itu enggak ada reaksinya. Tidak memenuhi hukum newton 3: aksi=reaksi. (nyambi sinau iki le nggawe note)

Aku masih punya planB. Agak gila sih, tapi aku medapat dukungan penuh dari teman-teman yang saat itu ada di kelas.
Aku udah persiapan tas kresek. Botol2nya semua tak masukin ke dalem kresek. Terus, kreseknya tak masukin ke dalem tas nya aziz.

Aku lupa sesuatu: It is based on your niat. Niat ku balas dendam. Dan balas dendam itu, gimanapun bentuknya enggak ada bener-benernya. Hasilnya, selama pelajaran MtM, aku mules. Aku penasaran abis sama apa yang bakalan terjadi.

Aku negok ke belakang. Aku liat aziz udah mangku tasnya.
Aku: Omo, udah ketauan.
Simbach: Udah ketauan po yuf?
Aku: Kayaknya iya.
Winda: Udah, gakpapa pil.
Bude: Iyo pil, rapopo, tenang wae. Aku akan membelamu hingga titik darah penghabisan. Lak yo lenang ki ra bakal wani gelut ro cah wedok.

Tetep aja aku mules. Aku enggak bakal ngulangin ini lagi deh.

Teryata, aziz emang udah tau. Dia udah ngeluarin tas kreseknya dan di taruh gitu aja di bawah kursinya damon. Pas mereka udah pada keluar kelas, tas kreseknya tak ambli trus tak buang.

Winda: Udah juuuup. yok beli makaroni.

Akhirnya aku, winda, desta, yunis, jajan makaroni di depan. Ealah, kok ya di depan tu ketemunya mereka-mereka lagi.
Habis makan, semuanya telah kembali normal.
----

Sepulang sekolah.
Epul tu yo podo wae usilnya. Masa tiba-tiba dari belakang megang bagian belakang leherku. Ya aku refleks aja teriak. Emang dasarnya suaraku tu suara penyanyi, teriak aja merdu.
Arif: Yuf, teriakanmu ki lo, taraf intensitasnya berapa DBL?
Aku: DBL?
Epul: HAHAHAHAHA. DBL KI OPO RIF. DBL KI PERTANDINGAN BASKET. NEK TARAF INTENSITAS KI DESIBEL DUDU DEBEEL.
Aku: Hahahaha
Arif: Oiya. Hahahaha

"Nih, kelasnya kebanjiran botol air mineral"

Comments

Popular posts from this blog

One Day Before My First Tentamen

Sweetest-2-months part2: Homesick, JJS naik mobil Bu Lurah, dan Bonding Nite Diketawain Abida

99 Naga di Langit Eropa