Turnamen Lari Jarak Pendek

Kalo inget apa aja yang terjadi hari ini, tepatnya Sabtu tanggal 22 Oktober 2011, bawaannya pengen ketawa terus.
Mungkin ceritanya bakal jadi cerita pendek, tapi semoga bisa berkenan dan bikin sakit perut gara-gara enggak bisa berhenti ketawa bagi yang baca. heheheh, ampuuun

As usual, hari gini berangkat sekolah jam 7? ENGGAK LEVEL BRO. Setiap hari sekolah dimulai jam 6.30 dengan agenda PMKT.
Kata pak sigit: Wah, mesti do wis apal to iki, urutan reproduksi sel. Ada Profase, Metafase, Anafase, Telofase. Jembatan keledainya PMAT. Yo mesti wis do apal. Lha wong mben dino yo mesti melu PMAT kok.

Habis PMKT, pelajaran fisika oleh pak Saebani. Oke, skip aja. Toh juga enggak dong.

habis pelajaran fisika, it should be history. Tapi, tiba-tiba wanita berambut panjang yang memakai hem putih masuk. Mbak nya ternyata dari Progress yang mau presentasi tentang studi di Jerman.
Waaaaaaaaaaaaaa, huaaaaaa. TT______________TT
bikin envy. Pengen. Ngiler.

Jadi, kalo mau kuliah di jerman itu, yang memang gratis, mesti punya tabungan dulu sekitar 100 jutaan lebih. Huaaaaaaawow. oke. kamu belum punya yuf uang yang nominalnya segedhe itu sekarang. So, belajar yang rajin dan sukseslah dengan kuliah di Jogja.
SEMANGAAAAAAAT buat semuanyaaaaaaa!!!

Habis mendengarkan presentasi menggiurkan dari Progress, pelajaran dilanjutin lagi. Kali ini gilirannya MtL.
HOOAAAHM. Entah, rasanya males benjet. Enggak ada gairah sama sekali.

Oiya, hari ini majalah sigma 73 dibagiin di kelasku. HURRAY.
Aku seneeeeeeeeeeng buangeeeeet. Aku bisa dapet momen sekali seumur hidup, momen dimana karya yang dibikin dengan sepenuh hati dan pantang menyerah bisa dihargai dan menembus pasar pers.
Dan yang bikin seneng lagi, Alhamdulillah yah, ada juga yang ketawa baca komik nya.

Arif: hahaha, aku udah baca yuf. Aku paling ngakak yang bagian Rafael. Apaan isinya?
Aku: Ooo, Ramaja Faman Elkarang ya.

Tukang: iki kowe sing nggawe yuf?
Aku: Ho o.
Tukang: Ngebak-bak i halaman. Diilangi wae ki.

Setelah pelajaran MtL, yang isinya aku ditakut-takutin sama anak-anak,
Laili: eh, nek mlebu kedokteran ki, kowe ngerti ra? tugas ospek e kon ning kamar kuwi lho. kowe ngerti lah.
Aku: eh, ho o po?
Maulana: Njuk sesuk nek ono sik priksa penyakit sifilis piye jal?
Laili: Ho o lho. horoh kowe yuf. Rasah dadi dokter. Kowe wani po?
Maulana: Ho o. tata kota wae.

Oke. Maunya emang gitu. Maunya tata kota aja. Yah, yang terbaik ajalah.

Habis MtL, jamnya AgS. Tapi, kita-kita anak cewek (aku, epul, upik, cipong, yunis, winda, desta) malah pada jajan di kantin.
pas masih pada jajan, aku ke kamar mandi mau ngaca. Ceileh. Habis ngaca, aku balik lagi ke kantin.

Di tengah perjalanan aku ketemu sama bude, fachrun, sama simbach.
Aku: Loh, pak Syarulloh kosong?
Fachrun: Enggak, bapaknya masuk tauk. Malah pada ke kantin.
Bude: Lho, bukannya bapaknya nganter MTQ ya?
Fachrun: Ah, bude ni, kan tadi mau bohong.
Aku: huahahahah.
Simbach: Aku, ra melu melu.
Bude: O iyo fach. lali aku.

Habis dari kantin, kita balik lagi ke kelas. Ternyata di kelas emang enggak ada gurunya. Tapi, beberapa menit kemudian, beberapa FEN kemudian, bapaknya datang juga.

Yah, pelajaran biasa. Skip.

Habis AgS, ada InB. InB juga pelajaran biasa. Nothing special. Cuma mbahas Profase-Metafase-Anafase-Telofase.
Habis InB, istirahaaaaaaaat.......
Ini nih, mulai seru.

Pas istirahat, kau sama epul sam ain ke mesjid.
Sebelum ke mesjid, sempet ada adegan lucu.
Bude: Juuup, aku minta maaf lho jup.
Aku: Enggak usah minta maaf to bud. Aku kan udah pernah klarifikasi to.
Bude: Yang tadi tu cuma profesionalisme dalam bekerja lho (you can imagine the bude's style. It so funny to think)
Akhirnya aku sama bude salaman.
Bude: Kita kan rukun always ya Jup.
Aku: Yongkrut.

Winda: Wooo, bude tu mesti gitu lho sama Jupikar.
Bude: Lha piye lho? Nek aku le koyo ngono ro epul, mengko mah gur Kustanto, kustanto kuwi deh. (tangannya kayak DJ yang lagi sakaw habis muter CD dua dekade.)
HUAHAHAHAHA. AKU NGAKAK SUMPAH.

Nah, berhubung aku sangat sangat sangat lapaaaar dan aku tidak membawa bekal makanan, habis selesai solat aku langsung cabut balik ke kelas ambil uang buat jajan. Sebelumnya aku pamit dulu dengan mengirimkan sms ke epul.
"Pul, aku duluan ya"
Capcus.

Mesjid kan ada di lantai dua, sedangkan kelas ku ada di lantai satu. Pas sampe di bawah tangga deket ruang guru, aku ketemu Arif sama Laili.
Arif: Yuf, cepet-cepet an siapa sampe di kelas duluan!
Aku: Oke!

Aku langsung dalam posisi siap. Bersedia, siap, mulai.
Tali sepatu dikencangkan, sabuk pengaman tidak lupa, siap tancap gas. Eh, bukan ding, salah resep. Maksud I Rok dijinjing bak Cinderella di tengah malam kurang satu menit tiga puluh dua detik daaaaaaaan.
LARIIIIIIIIII.

Aku lari sambil njinjing rok. Awalnya sih aku di depan. Enggak tau lah mungkin si Arif baru saja menyesal telah mengadakan turnamen lari jarak pendek dadakan tanpa sepengetahuan Menteri Olahraga atau lupa belum membeli bir untuk disemprotkan saat aku maju ke podium, atau masih bimbang cap cip cup kembang kuncup mau jadi orang waras apa orang setres, atau saking shocknya liat aku yang langsung lari ngibrit kayak habis ketauan ngerampok bank yang seminggu lalu udah pindah gedung.

Beberapa saat kemudian, ternyata hati kecilnya berkata bahwa dia harus konsekuen dengan apa yang ia katakan. Dengan kecepatan awal yang cukup tinggi, dibarengi ketukan langkah berfrekuensi rendah dan berlamda panjang, Arif berlari untuk menggapai pintu ruang 104 sebelum aku meraihnya.

Aku kesalip Arif. Ya iya lah, Secara dia tinggi, kakinya panjang. Jelas kalo larinya lebih lebar-lebar dibandingin aku yang pertumbuhannya kayaknya udah berhenti sejak smp. Dari smp kagak nambah tinggi lagi, yang ada cuma nambah berat doang. Tapi, kau masih langsing kok. ---> pembelaan jaksa penuntut umum.

Eeeh, tapi tidak disangka tidak dinyanya. Laili tiba-tiba udah melejit aja kayak prangko nempel di pesawat jet buatan amerika serikat. Walhasil, Laili berhasil mnyabet juara pertama dan memperoleh medali emas. Arif, ada di posisi kedua dan berhasil merebut medali perak. Sedangkan aku ada di posisi terakhir dan berhasil mendapatkan predikat juru kunci.
Huaaaaaa, sedih.

Arif: Ya ampun, awakdewe ki wis SMA lho. Astagaaa
Aku: Hahahaha

Bude: Yaampuuun, kalian ki do ngopo sih. Kurang gawean benjet deh.

Aku hampir aja lupa sama tujuan utamaku mengikuti turnamen lari jarak pendek ini. Aku mau ngambil uang dan capcus ke TKC.

Arif: Yuf, kamu mau ke TKC?
Aku: Iya, di sana enggak rame to?
Arif: Enggak kayaknya, wong Aziz dkk pada makan soto kok.
Aku: Alhamdulillah bisa makan.
Arif: Eh, yuf, aku nitip ya?
Aku: Ya.
Arif: Ini nasi usus satu sama gorengan satu.
Aku: Ya.
Arif: Gorengannya bakwan ya yuf, nek enggak ada tempe.
Aku: Ya.
Arif: Jangan lupa plastiknya buat makan.
Aku: Ya.
Arif: jangan lupa pake sendal.
Aku: Ya.
Arif: Jangan lupa sabuk pengaman.
Aku: Ya.
Arif: Jangan lupa habis dari TKC pulang.
Enggak ding, ini yang akhir-akhir cuma rekayasa.

Akhirnya aku ke TKC dan membeli pesanan-pesanan tadi.

Habis beli makan, akhirnya ku bisa makaaaaaaaaan.
Sambil makan, sambil Laili cerita
Laili: mau gara-gara mlayu aku meh nabrak ******* lho.
Aku: Lha kok iso?
Laili: Yo kan mau lho, ning tangga cedak TU, lha de'e lagi mudhun.
Aku: halah, kowe seneng to nek nabrak de'e?
heheh, bercanda lho.

Habis makan, aku mengadakan diskusi kecil-kecilan sama Fachrun mengenai dinamika pembangunan Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh katrol bebas dan katrol tetap yang ada di lantai licin maupun lantai kasar yang memberi perlawanan berupa gaya gesek yang sangat bergantung pada berat benda yang menyebabkan tegangan tali dapat dihitung berapa besarnya.

TIBA-TIBA, JENG-JENG.
Seorang pakar arsitektur dari Jerman yang mengenakan sweater putih bak tukang bangunan yang habis makan siang menghampiri meja kami. Dengan sedikit menurunkan kacamata berwarna ungu hasil pinjem tempatnya Cipong, sang ahli menawarkan bantuan.
Sang ahli: Bagaimana, apakah ada kesulitan?
Fachrun: Iya, yang ini gimana ya penyelesaiannya?
Sang ahli: O, ini mengenai massa jenis ya. Begini. Apabila massa jenis berkurang. Oh, hal ini mengakibatkan berat benda berkurang. Sehingga, setelah seminggu, apabila berat badan sudah turun 5 kg, diet sudah dapat dihentikan. Turunnya 5 kg ini sama dengan hilangnya 396 kalori.
Aku sama Fachrun: Ooooooo

Apa lho ya. Orang kita lagi bingung-bingung masalah fluida kok. Heran deh.

Teeeeeet teeeeeeet. Bel masuk.
Pelajaran habis istirahat ini InD lagi.
Pak Dion: Tolong ya, jangan mengalahkan suara saya. Suara saya tidak bisa lebih keras lagi. Saya ini juga belum makan siang.
Anak: O, yaudah Pak kalo gitu makan siang dulu aja Pak. Istirahat dulu pak.
Pak Dion: Oo, tidak. Saya lagi berniat diet.

Diet? AHA! Aku teringat sesuatu.
Aku: Ariif
Arif: Apa?
Aku: Tuh, Pak Dion mau konsultasi tentang diet Rif.
Sang ahli diet ---> Arif

Setelah InD selesai, jamnya BiN. Sama kayak InD tadi, BiN juga mbahas Profase-Metafase-Anafase-Telofase. Ibuknya kalo njelasin agak ngebut e. Mana aku duduknya di belakang lagi. Bertiga sama Fachrun sama Bude karena pada enggak bawa soalnya. Trus ibuknya nulis di papan tulis. Wadoow, enggak jelas. Akhirnya aku memutuskan untuk nomaden ke tempat duduk paling depan biar bisa nyatet secara jelas.

Bude: Loh, Jup, Jup, kamu mau kemana?
Fachrun: Itu lho, mau nyatet.
Bude: Cepet lho Jup, sebentar lagi giliranku. ---> Jadi, tiap anak tu giliran njawab soalnya, urut absen gitu.

Berhubung yang perlu dicatet banyak, aku jadi agak lama dan sempat membuat bude gendah gulana, resah gelisah.

Bude: Juuuuuuuuup, gek bali oo.....
Aku: Eh, iyaa, bud...
Aku langsung ke belakang dan menyerahkan kertasnya ke Bude.
Aku: Kok aku di kon bali to? Tak bali ning omahku lho Bud.

Eh, Budenya malah ketawa. Aku jadi ikutan ketawa deh. Tapi bude ketawanya engggak bisa direm. Remnya blong habis dikerjain sama mantan-mantannya bude yang jumlahnya bejibun melebihi peningkatan suhu akibat green house effect.

Bu Niar: No sebelas Maulida Norma Anisa
Bude: Gejala klorosis, hahahaha
Haduh, kok bude malah ketawa. Aku ikutan enggak bisa berhenti ketawa.
Bude: Gejala klorosis pada, hahahah
Aku langsung balik badan, aku udah nangis gara-gara ketawa.
Bude: Gejala klorosis pada tumbuhan, hahahah.
Aku nutup muka, aku udah enggak tahan.
Yunis: Bude ki piye lho? Malah ngguyu terus.
Bude: hahahahahahahaha.
Bude: Gejala klorosis pada tumbuhan dapat dihindari jika tanahnya diberi pupuk Mg dan Fe. ---> bude suaranya enggak stabil, nahan ketawa.
HAHAHAHAHA, aku nulis sambil masih ketawa. Aku nek inget langsung ketawa.


---
Sore  hari, di mesjid.
Nita: Pil, tadi kamu tu ngapain coba lari-lari kayak anak kecil?
Aku: Oo, itu tadi ditantang Arif cepet-cepetan nyampe kelas duluan.
Nita: Bude tadi bilang gini "yo ngono kuwi lah nit, bentukane konco-konco ku". ;D

Comments

Popular posts from this blog

One Day Before My First Tentamen

Sweetest-2-months part2: Homesick, JJS naik mobil Bu Lurah, dan Bonding Nite Diketawain Abida

99 Naga di Langit Eropa